Rabu, 01 Agustus 2012

Perkembangan Musik Underground


Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih liar dan exstrem untuk ukuran zamannya.  Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia. Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam usik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band2x yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota2x besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut.

MUSIK underground sering dianggap musik yang bernuansa kekerasan. Itu karena tema-tema musiknya yang kerap mengusung tentang kematian, siksaan, neraka, kehidupan setelah kematian, kritik, protes, dan kecaman.

Terlebih dengan kejadian di Gedung AACC Bandung, konser musik underground yang berujung maut, semakin mengentalkan citra negatif. Padahal sebetulnya tak ada hubungan musik underground dengan kekerasan, apalagi menjadi penyebab tragedi maut di Gedung AACC. “Underground tumbuh di Indonesia pada awal-awal era 90-an. Awal-awal tumbuh di kalangan anak-anak urakan itu membuat underground dikenal sebagai aliran ekstrem. Predikat itu semakin kental ketika sejumlah konser underground waktu itu kerap melahirkan kericuhan. Biasanya dalam konser musik underground muncul subgender yang mempunyai massa pendukung dan subgender yang lainnya juga massa pendukung. Yang dari punk punya pendukung sendiri, yang dari metal juga punya sendiri. Awalnya hanya ejek-ejekan, kemudian ribut di dalam. Hal seperti itu kerap terjadi, terutama di kota-kota kecil.

Dan kini musik underground sudah mengalami peningkatan buktinya, dengan diadakannya Jakarta Internasional Metal Fast (HAMMERSONIC) pada 28 april 2012 kemarin, Event ini diklaim terbesar se-Asia Tenggara ini, menghadirkan beberapa band asing dan lokal. Band-band asing yang mengguncang event tersebut seperti The Arson Project, Nile, D.R.I, Psycroptic, Suffocation, hingga Nothnegal. Selain itu di Jogjakarta juga sering mengadakan event metal dengan mengundang bintang tamu dari luar negeri pada event Jogja Brebeg.

Banyak para band metal dari indonesia sudah mengharumkan nama bangsa indonesia di negara tetangga seperti, Death Vomit, Jasad, Burgerkill, Dead Squad, Noxa, dan masih banyak yang lain. Jadi kita harus bangga dengan karya seni bangsa kita, hingga bangsa lain menghargainya. \m/ Metal Terus Sampai Mampus.

salam gembel..... !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar